Tidak jarang orang dengan sadar diri, dengan kesadaran yang seratus persen, mereka menyakiti perasaan orang lain. Mereka melukai perasaan orang lain. Dan itu membuat orang lain bisa sampai sangat sakit hati. Sangat kecewa, sampai ada yang bisa sampai bunuh diri. Karena merasa tertekan dengan omongan orang, dengan sikap orang. Dan ini banyak terjadi. Dan bahkan banyak di antaranya adalah anak-anak, remaja, dan yang sedang menuju dewasa. Hal tersebut sangat membuat hati pilu, dan membuat diri terpukul. Mendengar berita seseorang yang bunuh diri karena dibully sudah membuat hati geram.
Yang Biasa Bagi Kita Bisa Menjadi Luar Biasa Bagi Orang Lain
Itupun kita hanya mendengar berita, dan orang tersebut tidak kita kenal. Apalagi kalau orang tersebut kita kenal, rasanya semakin sedih hati itu. Semakin geram diri ini, karena omongan atau tindakan orang lain bisa membuat seseorang sampai begitu sedih, kecewa, stres dan sampai memutuskan untuk bunuh diri. Bagaimana perasaan jika kita tahu yang menyebabkan hal itu terjadi karena perkataan kita atau tindakan kita. Semakin kesal diri ini, rasa penyesalan, dan rasa tidak tenang semua bercampur aduk. Sehingga ada perasaan yang mengganggu. Ada perasaan yang mengganjal rasanya.
Wajar saja, penyesalan selalu datang belakangan. Berat? Pasti. Dan itulah yang membuat kita akan semakin kuat, kita belajar banyak hal. Kita jatuh, kita berbuat kesalahan, dan kita bangkit, kita lakukan yang terbaik. Ubah apa yang harus diubah. Perbaiki apa yang bisa diperbaiki. Kemudian berjalan lagi, dan lakukan hal baru. Hidup akan terus seperti itu. Memang tidak dibenarkan membully orang, tapi secara tidak langsung kita semua tanpa sadar kadang ada beberapa omongan atau tindakan kita yang secara tidak langsung sudah menyakiti orang lain, sudah termasuk pada sikap bullying
Tapi bukan berarti sebagai pelaku bully, tidak memiliki kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Bukan berarti mereka juga tidak bisa dimaafkan. Karena semua orang akan bertumbuh dan berkembang. Semua orang akan belajar pada akhirnya. Semua orang memiliki masanya, fasenya, kapan dia harus bersikap bodoh kapan dia harus berubah menjadi lebih baik.